Alat Pengukur Kuat Tekan Beton Non Destruktif Umur 1-28 hari

Maturitas Beton

Menurut ASTM C1074, metode maturity didefinisi sebagai suatu teknik untuk memperkirakan kekuatan beton berdasarkan asumsi bahwa Sampel campuran beton tertentu mencapai kekuatan yang sama jika memiliki nilai indeks maturity yang sama. Indeks maturity merupakan area kumulatif di bawah kurva waktu – suhu yang berkembang sebagai perawatan beton. Maturity adalah metode non- destruktif yang digunakan untuk mengevaluasi perkembangan kekuatan beton in- situ secara real time. Metode maturitas ini merupakan pendekatan yang cocok untuk memprediksi pertumbuhan kekuatan awal beton dengan prinsip bahwa kekuatan beton berhubungan langsun dengan riwayat suhu hidrasi pasta semen.

Maturity merupakan konsep yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Sejak itu, berbagai persamaan telah diajukan untuk menghitung kematangan beton. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung kematangan yaitu: faktor suhu-waktu, umur ekuivalen dan kematangan tertimbang. Semua metode maturity terutama tergantung pada riwayat temperatur beton, tetapi juga pada parameter tambahan yang berkaitan dengan sifat-sifat beton. perlu memprediksi
kekuatan yang ada (De Carufel et al., 2018). Pendekatan maturity pertama diusulkan pada awal 1950-an adalah metode faktor suhu-waktu (TTF), sering disebut sebagai fungsi kematangan Nurse-Saul. Saul memperkenalkan prinsip-prinsip pengendalian maturity dan menyatakan bahwa beton dengan campuran yang sama dan tingkat kematangan yang sama memberikan kekuatan yang kira-kira sama. Saul menyarankan menghitung kematangan berdasarkan “suhu datum” di mana pengembangan kekuatan (hidrasi semen) berhenti. Fungsi maturitas Nurse-Saul telah distandarisasi dalam ASTM
C1074 pada tahun 1987 dan populer sebagai metode maturitas di Amerika Utara karena kesederhanaannya.

Metode Maturitas untuk Prediksi Kekuatan Beton

Menggunakan metode maturitas untuk menentukan kekuatan beton yang sebenarnya melibatkan dua langkah, yaitu uji laboratorium dan pengukuran riwayat suhu di tempat, dimana uji laboratorium diperlukan untuk mengkalibrasi campuran beton sebelum pengukuran aktual dilakukan di lokasi. Dalam uji
laboratorium, diperlukan dua tes. Pengujian pertama yaitu pengukuran dan pencatatan suhu beton dilakukan untuk mendapatkan suhu beton rata-rata selama periode waktu yang telah ditentukan sebagai input perhitungan maturitas. Pengujian lain yaitu pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur tertentu untuk mendapatkan data kekuatan beton. Dari data yang diperoleh dari kedua pengujian ini digunakan untuk membentuk persamaan hubungan antara
kekuatan beton dan maturity beton rencana. Kemudian, pada saat proyek konstruksi sedang berlangsung, riwayat suhu beton diukur untuk mendapatkan nilai maturity. Nilai maturity aktual digunakan untuk menghitung hubungan antara kekuatan dan maturity untuk memberikan perkiraan kuat tekan beton aktual.

Pengembangan Rumus Prediksi Mutu Beton pada masa awal (early strength) 0 – 28 hari

Beton setelah mengalami masa pencetakan akan mengalami evolusi kekuatan secara berangsur-angsur. Hal ini dipengaruhi terjadinya reaksi semen dengan air yang terjadi di dalam internal material beton pasca pencampuran, pengadukan dan pencetakan.
Menurut yang telah disarankan oleh peneliti sebelumnya model persamaan yang mendeskripsikan kematangan beton yang nantinya mempengaruhi kekuatan beton (Hansen and Pedersen, 1984) adalah sebagai berikut:

Di mana, kematangan beton dilambangkan dengan M, k dianggap sebagai konstanta, E adalah sebagai energi aktivasi (KJ/mol), R representasi dari konstanta gas universal dan Tk adalah merupakan suhu beton (°K)
Konsep kematangan beton dijelaskan dalam detil gambar sebagai berikut:

Selanjutnya para peneliti mengkaji rumusan hubungan kematangan beton dengan umur dan temperature yang terjadi dalam rentang waktu umur beton 1 – 28 hari, hasilnya terangkum dalam tabel sebagai berikut:

C-Matest

C-Matest merupakan alat pengukur maturitas beton dengan mengandalkan koneksi nirkable/WiFi untuk berkomunikasi dengan sensor yang tertanam di dalam beton melalui alat yang bisa memancarkan sinyal WiFi.

Aplikasi berbasis Android/IOS yang terpasang pada smartphone berfungsi untuk mengolah data hasil pembacaan sensor yang berupa suhu (Celcius) menjadi estimasi kuat tekan beton (MPa) berdasarkan formula yang disusun sedemikian rupa oleh para ahli beton yang kompeten.

Gambar di samping menjelaskan hasil pembacaan suhu beton berumur 2 hari 10 jam yang menghasilkan kekuatan beton sebesar 30.79 MPa

C-Matest Portabel

C-Matest portabel merupakan alat pengukur maturitas beton yang mudah dipergunakan. cara menggunakannya yaitu menghubungkan konektor sensor ke alat, kemudian melakukan pengisian data beton awal seperti nilai Faktor Air Semen (FAS), tanggal dan waktu saat beton masuk ke cetakan/bekisting dan suhu awal. Selanjutnya alat akan menghitung estimasi kekuatan beton (MPa) pada saat diukur yang menjadi dasar insinyur memutuskan untuk membongkar bekisting beton.

Kontak

Jika anda tertarik dengan produk kami, silahkan bisa menghubungi kami.

C-matest Team

Prodi S1 Teknik Sipil UNS Surakarta

Jl Ir. Sutami 36A Surakarta, Jawa Tengah Indonesia, 57126

PersonilIr. Ary Setyawan, M.Sc., Ph.D
Wibowo, ST, DEA
Setiono, ST, MSc
Dr. Endah Safitri
Dimas Wahyu Utomo, ST
Mobile081548558590
Emailcenase@yahoo.com